Okay, sampai dimana cerita terakhir kisah petualangan ke Rocky Mountains ini? Sampai di restoran Korea ya? hehe. Sebelum saya kasih tau jawabannya, lihat dulu foto dibawah ini ya!

Ini habis minum lelehan salju abadi, jadi muda 10 tahun (jadi awet muda apa jadi agak miring ya? you decide). Kambing gunung sama (shio) kambing Indo.
Jadi, pas malam kedua kita (teman saya kasih semangat) bertanya ke owner resto. itu kenapa side dish di resto ini kudu bayar? dimana-mana side dish gratis dan bermacam-macam pula, minimal 3 macam gitu. Jawabannya (saya terjemahkan dalam bahasa Indonesia bebas) “Kita terima pasokan bahan makanan hanya seminggu sekali karena jauhnya lokasi ini dengan penyuplai (Edmonton/Calgary kalo ndak salah) makanan kami, jadi tidak bisa kasih side dish gratis”. Ya, that’s it. Kita respon dengan “Ohh…” dengan muka lempeng sambil keluar dari resto. Opo meneh itu jawaban kagak nyambung blas!
Sewaktu perjalanan ke resto kita dapat pemandangan yang keren banget, pelangi. Bukan sekedar pelangi biasa, tapi double rainbow.

Walau gerimis saya bela2in turun dari mobil dan jepret2. Susah lagi motretnya, hasil foto tidak sebagus aslinya
Itu kali pertama saya lihat secara langsung dengan mata kepala sendiri dua pelangi dan juga yang pertama kali melihat pelangi segitu gede-nya. Melengkung dari ujung ke ujung sampai lensa iPhone horizontal juga gak muat, kecuali saya mundur sampai jauh sampe masuk hutan kali, haha. Pelanginya juga terasa dekaaaaattttt banget, ujung satunya hanya diseberang sungai, pengen rasanya berenang kesana dan berdiri persis dibawahnya, siapa tau nanti dikira bidadari, ihik ihik. ketika sampai di Jasper Town, pelangi masih membentang dengan cantiknya, banyak turis yang sedang asyik makan di balkon restoran pada terkagum-kagum dan mengabadikan pemandangan tersebut.
Jadwal kegiatan hari ke 3 :
FRI, AUG/24
07:00 BREAKFAST Instant noodles (campground has electricity)
08:00 To Jasper Tramway
12:00 LUNCH
13:00 Medicine Lake, Maligne Lake
18:00 DINNER
Highligh hari itu adalah Jasper Tramway. Yang model begini juga ada di Banff. Konon yang di Banff lebih pendek dan tidak semenarik yang di Jasper. Oleh sebab itulah kami memilih naik yang di Jasper saja. Kalo punya dana lebih ya boleh dicoba dua-duanya.
Campground di Wabasso ini ada colokan listrik, jadi malam itu bisa ngecharge segala battery. Mong ngomong, kami juga bawa colokan special di dalam mobil, jadi satu colokan bisa dipakai buat nancepin cem macam USB. Ini berguna banget karena selain colokan buat GPS kita juga bisa ngecahrge handphone selama dalam perjalanan secara bersamaan. Jangan lupa juga bawa banyakan cem macem plastik, ntah itu kantong kresek atau kantong buat sampah. Terbukti ini penting dikala kami harus mengalami malam dengan hujan gerimis (mengundang), dengan modal kantong sampah/recycle yang gede kami bisa menutupi tiang colokan di campground sehingga colokan listrik beserta battery dan HP kami aman dari gerimis.
Nampak jadwal hari itu sedikit saja, karena ada dua hal. Pertama kami ingin spend waktu lebih banyak diatas gunung saat naik tramway (ogah rugi judulnya) dan setelah itu butuh perjalanan agak lama untuk mencapai Medicine dan Maligne Lake. Pagi-pagi benar keesokan harinya saya dan suami sebelum sarapan pergi hunting foto di tepi sungai Athabasca. Hasil fotonya bisa dilihat di sini. Sehabis foto dan sarapan kami pun langsung menuju ke Jasper Tramway tanpa perlu berkemas karena kami akan menginap semalam lagi di lokasi ini.
Cuaca hari itu lumayan bagus setelah kemarin di guyur hujan, namun awan masih tebal diatas puncak-puncak gunung. Pakailah pakaian yang cukup tebal dan sepatu yang sesuai untuk mendaki bukit/gunung batu. Kita akan dibawa ke ketinggian 2277 meter diatas permukaan laut oleh tramway ini, setelah itu masih bisa hiking ke atas gunung. jadi sudah pasti diatas sana akan dingin, belum anginnya, belum tipisnya oksigen.
Dibawah dekat terminal yang akan membawa kita keatas ada toko suvenir dan juga jajanan-jajanan kecil. Karcis untuk naik keatas dipatok $30 perorang. lebih mahal daripada naik gondola di Banff. Itupun cuma harga naik dan turun, nggak pake embel-embel jasa tur guide atau nonton film dokumenter tentang lokasi ini. Worth it nggak YuTan? tanya anda yang penasaran. Jawabannya oke lah untuk harga segitu dengan pengalaman yang didapat selama di atas, haha… Mereka ini pintar, kalo atraksi yang hampir tidak ada pilihan lain kecuali pakai mereka, harganya pasti dipatok mahal. Tapi ya nggak apa-apalah, toh tontonan lain macam danau-danau yang indah itu kagak disuruh bayar lagi.

Ini tramwaynya, bisa muat bangsa 20 oranglah sekali naik. Pintar-pintar pilih lokasi supaya saat naik bisa lihat pemandangan diluar 🙂
Selepas sampai diatas yang berupa sebuah bangunan besar berisi restoran dan museum kecil, nanti ada jalan setapak dari bahan kayu dan kemudian gunung batu. Diantara bebatuan itu kalo anda jeli, bisa deh liat tikus tikus gunung. Mereka ini gesit sekali, nggak kayak chipmunk atau squirrel, mereka ogah di foto. Boro-boro foto, dilihat saja susah.
Pemandangan melihat kebawah dan sekitar (nyaris bisa liat pemandangan 180 derajat lebih. I would say around 300 derajat?) adalah kota Jasper dibawah dengan beberapa danau dan sungai, gunung-gunung megah berdiri kokoh sejauh mata memandang. Perlu extra hati-hati dan sedikit usaha untuk naik ke atas. turunnya apalagi, kudu pake gaya kepiting, alias gaya miring.

Itu yang segitiga, Kota Jasper-nya. Ada jalur kereta api juga yang sekali jalan bisa sepanjang 2 miles…
Kita memang gak cita-cita buat naik sampe ke puncaknya atau pun mengitari sekelilingnya (ini kayaknya lebih baik bersama tur guide), cukuplah sampe dimana orang2 kebanyakan berada. Eh eh… apa hendak dikata ya, sudah naik naik… maksudnya sudah liat ujungnya gitu, ok kita naik sampe sana ya, begitu sudah sampai sana lah kok? masih ada naikan lagi keatas, ok naik lagi ya sampai gundukan itu, ealah… masih tinggi aja bowww… hahaha seolah-olah tak berkesudahan. Saking curamnya tuh gunung kali ya, jadi kagak keliatan puncaknya… jadi kebayang dong… pas naik keatasnya atau pas turunnya.
Suami sekali-kali kudu ingetin bininya ini yang suka jalan-jalan ke tepi gunung.Maklumlah, istri satu-satunya, kalo tergelincir kebawah, alamat gak bisa dibawa pulang dalam keadaan utuh atau salah-salah gak bisa ketemu lagi, nyangkut dilereng gunung ditemani beruang.
Satu dari 4 diantara kami harus mengaku kalah dan tidak ikut naik ke atas, dia cukup bahagia menikmati secangkir kopi di dalam restaurant dan melihat pemandangan dari balik jendela kaca, haha. Itu juga membuat kami tidak ingin terlalu lama disini, selain tentu saja sudah mau dekat waktu makan siang dan tidak tahan dengan suhu dingin terlalu lama, bisa jadi keripik karena kering, hehe.
Makan siang hari itu di KFC, pilihan yang tepat dan cepat. Jadi nggak perlu sakau sama comfort food selama di Jasper. Walau kotanya gak segede Banff tapi cukup lengkap. Bahkan ada kamar mandi umum buat yang gak ada kamar mandi campgroundnya.
Dua danau yang kami kunjungi selepas makan siang agak jauhan dari kota Jasper. Perlu perjalanan kira-kira satu sampe satu setengah jam. Jangan khawatir, jalanannya mulus dan pemandangannya asri tak terkira. Saat itu walau di langit awan awan menggumpal, mereka seolah-olah bertahan untuk tidak tumpah sebelum larut malam menjelang.
Danau pertama adalah Medicine Lake. Ini danau konon bisa kering kerontang airnya, nggak tau hilang/lari kemana. Saat itu danaunya tenang sekali, letaknya persis dipinggir jalan, jadi nggak pake parkir terus jalan jauh.
Berikutnya adalah Maligne Lake, danaunya besar sehingga cocok dipakai buat bercanoe ria.
Karena (ternyata) tidak banyak look point di sepanjang perjalanan menuju dua danau ini yang kami singgahi, maka kami masih punya banyak waktu. Akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke permandian air panas bernama Miette Hot Springs. Keputusan yang tepat, setelah berlelah-lelah dan mandi ala kadar di Campground, saatnya melunturkan semua lemak dan daki di kolam air panas ini, haha. Letaknya sejalan dengan arah pulang ke Jasper dari Maligne Lake.
Lupa harga beredam disana berapa, yang jelas nggak mahal kok. Ada dua kolam yang cukup besar, dan buka nya pun sampai larut malam dan masih ramai. Karena tiba disana sudah malam, maka tidak lagi bisa leluasa beredam sambil melihat pemandangan alam sekitar, yang ada malah saling lihat2an dengan sesama pengunjung lain, haha… ada yang sambil baca, itu buku plastik apa buku bohong2an ya? 🙂
Dan seperti saya info di post sebelumnya, malam itu kami makan malam lagi di restoran Korea tsb, selain makanannya enak juga sudah gak usah repot mencari lagi. Hujan gerimis pun perlahan turun seiring dengan semakin turunnya suhu udara yang bikin malas bangun keesokan harinya.
Hujan memang sudah berhenti keesokan paginya, namun meninggalkan tanah dan semua-semuanya basah. Duh, mana kudu berkemas lagi hari itu. Alhasil kudu kerja extra pagi ini selain ngerapihin tenda juga kudu ngeringin. Ini nih resiko kalo tidur di tenda, apalagi tenda sewaan, LOL.

Ini hari sebelumnya, cuma mau nunjukin suasana Wabasso campsite. itu sebelah kanan adalah colokan listrik.
Sudah saya bilangkan, kalo pagi hari itu adalah waktu paling terbaik di Rocky Mountains? Ntah kebetulan atau gimana, setiap danau yang kami kunjungi dipagi hari selalu adalah danau yang tercantik.
Sebelum saya buktikan dengan foto, berikut jadwal perjalanan hari terakhir kami di Rocky Mountains :
SAT, AUG/25
07:00 BREAKFAST Instant noodles (campground has electricity)
07:30 Break-up tents
08:00 To Yoho National Park (Takkakaw Falls, Emerald Lake, etc)
12:00 LUNCH in Yoho
17:00 To Banff Bus/Train station (1 hr)
18:00 DINNER at Banff Bus/Train station
19:00 To Super 8 Strathmore
Dengan modal peta perjalanan dari brosur yang kami dapatkan di visitor information atau restoran, kami jadi tau kalo ada danau-danau yang patut dikujungi disekitar Jasper. Jadi Pagi itu kami kunjungi dahulu dua danau ( Pyramid dan Patricia Lake ) yang berada dekat sekali dengan kota Jasper (dibelakangnya) sebelum kemudian jalan balik ke arah Banff untuk mampir di Yoho National Park.
Jarak antara Patricia lake dan Pyramid Lake lumayan dekat. Di sekitar sana pun banyak cottage yang dari luar nampak nyaman. Sekali koprol sudah sampai ke danau. kalo ada rejeki ke Jasper lagi, saya mau inap ah disalah satu penginapan disini.
Tanpa banyak buang waktu kami pun segera meluncur ke Yoho. Kali ini nggak bisa sampai meleset estimasi waktu karena dua teman akan melanjutkan perjalanan dengan bus ke Edmonton via Banff. Karcis masuk park yang ditempel di kaca mobil juga expired hari itu. Jadi kami sebenarnya ragu-ragu apa nanti masih bisa masuk ke Yoho. Ternyata tidak ada pemeriksaan selama perjalanan kesana.
Yoho letaknya agak dibawah kiri Banff kalo dilihat dari peta. Jarang pula national park yang satu ini disebut-sebut orang. Tidak seterkenal sodaranya Banff atau Jasper. Saat memasuki Yoho kontur tanah atau alamnya pun nampak sedikit beda, tapi saya nggak bisa jelaskan bedanya dimana, kira-kira nampak lebih ‘alamiah’ atau kagak terjamah? ah ntahlah… mungkin itu perasaan saya saja 🙂
Target lokasi selama di Yoho adalah Emerald Lake dan Takakaw Fall yang konon adalah air terjun tertinggi kedua setelah Niagara Fall. Tanpa banyak panjang lebar, silahkan dinikmati foto-fotonya. Cuaca hari itu luarbiasa indah dan cerahnya.
Ada cerita lucu saat di Kicking Horse. Sedang asyik-asyik saya motret kearah air terjun, kok ada emcim encim berpose buat saya. Seolah-olah nyuruh saya foto atau mengira saya motoin dia. Saya jadi serba salah… ini maksudnya apa? dia salah orang kali ya? kalo saya cuekin gimana, kalo saya foto lah buat apa? emak saya bukan. Haha.
Untuk mencapai ke bawah air terjun perlu berjalan lumayan jauh. Sekali lagi, karena keterbatas waktu kami tidak sampai jalan ke bawah air terjun, kalo ada waktunya boleh juga sekalian mandi-mandi disana, haha.
Singkat cerita kami pun masuk ke kota Banff. Duh, kotanya ramai deh… penuh dengan aneka restoran dan toko dan turis yang berjubelan di jalan. Kalau tahu kotanya asyik begini, mungkin bisa dicari akal untuk stay lamaan disini. Namun karena padatnya jadwal, kami cuma mampir makan siang menjelang sore saja disini. restoran yang dipilih juga yang pasti-pasti aja, Tony Roma’s. Sudah diujung perjalanan dan hendak berpisah dengan teman bolehlah dirayakan dengan agak istimewa, ihik.
Restoran penuh sekali saat itu, perlu agak lama untuk dilayani, namun makanannya tidak mengecewakan, sehingga puas rasanya.

Ribsnya Toni Roma’s yang termasyur. Tapi yang juara yang dibelakang tuh, pizza dengan potongan steak. Glek!
Habis makan dan sempat jalan sebentar keliling kota, tiba waktunya berpisah dengan 2 teman seperjalanan kami yang menyenangkan. Mereka kami lepas di terminas bus dan kami pun melanjutkan perjalanan menuju Calgary pada malam itu juga. Demi supaya besok pagi masih keburu ke satu lokasi wisata lagi sebelum bertolak ke bandara dan balik ke Toronto.
What a journey, dengan menulis blog dan melihat-lihat lagi foto yang diambil dalam perjalanan ini rasanya kok kepengen balik lagi, haha. Gak sangka ini sudah habis 7 judul blog dan masih sisa 1 blog lagi menceritakan pengalaman saya ke jaman purbakala bertemu dengan para Dinosaurus. Yay!
YuTan